Pasteurisasi Madu. Ketika mendengar kata Pasteurisasi itu identik dengan Pasteurisasi Susu, anggur, bir dan jus buah. Tahukah anda bahwa Madu juga dapat dipasteurisasi?
Apa itu pasteurisasi?
Pasteurisasi adalah suatu proses pemanasan terhadap makanan ataupun minuman pada suhu tertentu dengan tujuan untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat dalam makanan maupun minuman tersebut. Penemu Pasteurisasi adalah Louis Pasteur, seorang ilmuwan asal Perancis, yang menyelesaikan tes pasteurisasi pertamanya pada tahun 1862. Dalam pasteurisasi, tidak semua mikroorganisme dibunuh, seperti dalam proses sterilisasi, melainkan dikurangi jumlahnya.
Agar tetap terjaga kualitasnya, setelah dipasteurisasi makanan/minuman harus didinginkan dan dikonsumsi sebelum tanggal kadaluarsa.
Pasteurisasi pada madu terbagi menjadi 3 cara yaitu:
- HTST (High Temperature Short Time). HTST merupakan teknik yang sering dipakai di berbagai negara, caranya adalah dengan pemanasan madu bersuhu kurang lebih 72 derajat Celcius dalam waktu minimal 15 menit.
- LTLT (Low Temperature Long Time). Ini adalah pemanasan madu dengan suhu yang lebih rendah (kurang lebih 630C) namun dengan waktu yang lebih lama (30 menit).
- Ultra High Temperature (UHT). Teknik UHT adalah pemanasan madu dengan suhu kurang lebih 135 derajat Celcius dengan waktu yang sangat singkat yaitu 1 atau 2 detik saja. Dalam proses ini semua mikroorganisme mati.
Madu dipasteurisasi untuk mematikan enzim di dalam madu dan bukan bakteri karena madu sendiri bersifat antibakteri, enzim dimatikan sehingga tidak ada gas dan buih yang keluar dari madu. Enzim pada madu berperan serta dalam proses keluarnya gas dan buih pada madu. Jika enzim pada madu dimatikan, maka madu tidak akan mengeluarkan gas dan buih. Jika hidup dan berada pada persentase kadar air madu yang tepat. maka akan terus menerus menghasilkan gas dan buih.
Baca juga: Manfaat Madu Hitam Untuk Kesehatan, Bisa Turunkan Kolesterol Juga!
Jika madu dibiarkan pada botol yang diberi tutup, ia harus sering dibuka, jika tidak maka madu tersebut dapat keluar bersama dengan gas pada saat dibuka, gas akan menekan tutup botol sehingga tutup botol terlompat keluar atau dalam beberapa kasus, jika botol tersebut tipis, maka gas pada madu akan menekan botol hingga botol tersebut meledak.
Enzim pada madu ini bekerja semakin cepat jika:
- Madu berada pada suhu 29 derajat celcius atau lebih
- Madu memiliki kadar air diatas 22 persen
- Banyak goncangan sewaktu pendistribusian madu
Enzim pada madu tidak bekerja menghasilkan gas dan buih jika madu memiliki kadar air 17% kebawah. Rata-rata madu Indonesia memiliki kadar air 21%-28% sehingga hampir semua madu Indonesia mengeluarkan buih dan gas. Banyaknya buih dan gas tergantung pada kandungan air pada madu tersebut. Madu dengan kandungan air tinggi memiliki banyak buih dan gas, sedangkan madu dengan kandungan air lebih rendah memiliki lebih sedikit buih dan gas.
Madu dengan kadar air sebanyak 17% kebawah tidak mengeluarkan buih dan gas sama sekali. Tidak benar jika dikatakan madu yang mengeluarkan gas dan buih adalah madu yang jelek karena Indonesia adalah negara maritim dan zamrud khatulistiwa sehingga kelembaban udara tinggi (80 RM), semua madu Indonesia pasti mengeluarkan buih dan gas, bedanya adalah ada sumber madu di pohon dengan sedikit gas, ada yang banyak.
Jika anda membeli madu luar negeri yang tidak mengeluarkan gas dan buih dan dibawa ke Indonesia, diamkanlah madu tersebut semalam diudara terbuka selama 2 hari. Kami jamin madu tersebut akan menjadi bergas dan berbuih karena terpapar udara Indonesia yang lembab.
Baca juga: 7 Cara Membedakan Madu Asli dan Palsu, Dari Aroma Hingga Rasa
Tujuan Pasteurisasi
Madu dipasteurisasi dengan tujuan mematikan enzim dalam madu. Jika enzim mati, tidak ada gas, tidak ada lagi buih yang terus menerus keluar, dan madu dapat disimpan serta dibawa kemanapun tanpa beresiko meledak atau meletup. Hal ini lebih berpengaruh pada proses pengepakan dan biasanya dilakukan oleh pabrik yang memproduksi madu kemasan dalam jumlah besar. Berdasarkan riset, hampir 80% madu di pasar luar negeri adalah madu pasteurisasi, kami tidak tahu dengan yang di Indonesia.
Mengapa Pabrik dan UMKM di Indonesia Mempasteurisasi Madu?
Pabrik mempasteurisasi madu dengan tujuan meminimalisir kerugian dan memperbesar keuntungan. Jika ia harus menempatkan semua produknya di semua minimarket, supermarket, mall, pasar , toko dan apotik, ia harus memperhitungkan berapa kerugian yang akan didapat jika madu meledak atau meletup dan tutup botolnya terbuka. Salah satu caranya adalah dengan pasteurisasi madu.
Dengan pasteurisasi, madu dapat disimpan dalam waktu lama dan dibawa tanpa beresiko meledak atau meletup serta timbul gas. Jika pabrik memberi madu dengan kadar air tinggi dari peternak, madu itu juga akan tampak kental setelah mengalami proses pasteurisasi. Dapat dibayangkan jika ada pabrik yang memproduksi madu dalam skala nasional, dimana 1 dari 1 lusin madunya meledak, berapakah kerugiannya? Pasteurisasi madu merupakan proses yang biasa dilakukan oleh pabrik untuk mengemas madunya.
Apa Efek samping Pasteurisasi Madu
Efek samping dari pasteurisasi madu adalah matinya berbagai macam enzim yang berguna didalam madu. Madu yang dipasteurisasi memiliki kandungan gizi dan vitamin yang sangat sedikit atau bahkan tidak ada. Dengan demikian maka manfaat dan khasiat dari madu dengan sendirinya hilang.
Lantas, kenapa Madu itu dipasteurisasi?
Madu dipasteurisasi agar dapat dikonsumsi oleh bayi berumur satu tahun ke bawah. Bayi berumur satu tahun ke bawah memiliki usus yang masih rentan terhadap barang asing, oleh karena itu madu dimatikan enzimnya agar dapat dikonsumsi oleh si bayi. Seiring dengan bertumbuh-nya bayi, lewat umur satu tahun, bayi sudah dapat mengkonsumsi madu alami (raw honey), tanpa perlu mengkonsumsi madu pasteurisasi lagi.
Cara mengetahui madu yang dibeli telah melalui proses pasteurisasi atau tidak adalah dengan menguji kandungan HMF pada madu di laboratorium. Uji ini murah dan dapat dijadikan indikator madu telah mengalami proses pasteurisasi atau tidak. Mengacu pada standar SNI 2004 tentang madu, bahwa madu seharusnya memiliki kadar HMF dibawah 50mg per Kg.
Semakin rendah HMF yang dimiliki madu, semakin bagus madu tersebut. Jika madu memiliki HMF diatas 50 mg per Kg, ada kemungkinan madu tersebut telah mengalami proses pasteurisasi atau ditambahkan zat kimia atau gula buatan.